Kamis, 17 September 2009

Yuk, Belajar Bahasa Inggris Melalui Lingkungan


Di benak sebagian para siswa masih tertanam paradigma lama yang menganggap bahwa kesuksesan belajar Bahasa Inggris adalah karena bakat yang dimiliki. Anggapan ini mendorong para siswa enggan belajar Bahasa Inggris. Mereka cenderung bersikap lebih cepat putus asa dan menyerah setiap menemui kesulitan dalam belajar atau mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

Belajar Bahasa Inggris mulanya merupakan kegiatan belajar yang dilakukan di dalam ruangan (indoor learning). Namun sekarang, belajar Bahasa Inggris dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja dengan menggunakan media apa pun. Di samping pelajaran yang diterima di dalam kelas, siswa dapat belajar Bahasa Inggris di tempat- tempat kursus dan lembaga pendidikan nonsekolah lainnya.
Fenomena ini tentunya mendorong para guru dan orangtua untuk memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia sebagai media belajar Bahasa Inggris secara menyenangkan. Hal ini tentunya harus dibarengi dengan kesadaran dan motivasi yang tinggi dari siswanya sendiri untuk belajar Bahasa Inggris secara sungguh-sungguh.
Berpikir kreatif
Selain memanfaatkan tempat-tempat kursus yang semakin bertebaran, diharapkan para siswa dan pihak-pihak yang terkait, seperti orangtua dan guru, mampu berpikir kreatif dengan memanfaatkan lingkungan yang ada di sekitar, terutama bagi para siswa yang merupakan subyek pembelajaran. Siswa hendaknya dapat bersikap aktif dalam belajar Bahasa Inggris dan tak hanya mengandalkan materi yang diberikan guru di sekolah.
Sebagai contoh, setiap siswa pasti mempunyai televisi, radio, tape recorder, dan telepon genggam. Lantas terbesit pertanyaan di benak kita, bagaimana barang-barang itu dapat digunakan untuk belajar Bahasa Inggris?
Hampir setiap siswa pasti melihat tayangan televisi setiap harinya. Namun hendaknya siswa dapat bersikap cerdas dalam memilih tayangan yang akan dilihat. Siswa dapat memilih acara dengan sajian bahasa Inggris. Ini bukan berarti kita dilarang melihat acara lain dan bukan berarti juga kita tidak cinta terhadap Bahasa Indonesia.
Kemudian bagaimana cara kita belajar dengan melihat televisi? Kita dapat mengasah kemampuan mendengar (listening skill) dengan mendengarkan percakapan yang ada dalam film-film barat (western movie).
Sembari mendengarkan percakapan bahasa Inggris, kita dapat mencatat kata-kata baru yang belum pernah kita dengar ataupun kita mengerti artinya sebelumnya. Secara tidak langsung kita juga dapat menambah perbendaharaan kata-kata baru (new vocabularies).
Televisi musik
Bila tidak suka melihat western movie, bagi para pelajar remaja dapat melihat music television (MTV). Siswa dapat belajar menirukan kata-kata yang diucapkan oleh sang VJ (video jockey) yang dapat dipastikan semuanya fasih dalam berbahasa Inggris. Siswa juga dapat belajar tentang gambit yang digunakan, bagaimana membuka (opening) dan menutup (closing) suatu acara.
Radio dan tape recorder juga dapat dimanfaatkan untuk belajar bahasa Inggris. Siswa dapat memilih program-program yang ada di radio yang menggunakan bahasa Inggris sekaligus berpartisipasi aktif dengan menelepon atau dengan mengirim pesan singkat tentunya dengan menggunakan bahasa Inggris.
Siswa dapat belajar banyak dari seorang DJ (disc jockey) di radio tersebut. Siswa dapat belajar bagaimana cara menyapa orang lain serta bagaimana membuka dan menutup suatu percakapan.
Bagi para siswa yang gemar mendengarkan lagu-lagu barat (western music), belajarlah untuk tidak hanya menjadi pendengar pasif. Selain menikmati musik yang kita dengarkan, alangkah lebih bijaknya jika kita mencari tahu apa arti dari lirik lagu yang kita dengar. Secara tidak langsung siswa akan diajak untuk meningkatkan kemampuan mendengar dan penguasaan terhadap kosakata baru.
Seperti halnya televisi, radio, dan tape recorder, telepon genggam (HP) juga dapat digunakan sebagai sarana untuk belajar bahasa Inggris. Kita dapat mengatur sedemikian rupa sehingga perintah-perintah dan layanan dalam HP menggunakan bahasa Inggris.
Selain itu, kita dapat mengirim pesan singkat (SMS) ke sesama teman dengan menggunakan bahasa Inggris. Cara-cara yang telah disampaikan di atas memang terlihat sepele, tetapi hanya segelintir orang yang bersedia mempraktikkannya.
Jika secara kebetulan siswa bertempat tinggal di sekitar objek wisata, belajar bahasa Inggris dapat dilakukan dengan lebih atraktif. Siswa dapat belajar bahasa Inggris langsung dengan para wisatawan asing yang berkunjung (native speaker).
Siswa diharapkan berani untuk terlibat percakapan secara langsung dengan turis atau paling tidak dapat sekadar menyapa dengan menggunakan ekspresi dan pengucapan yang benar. Maka tidaklah mengherankan jika sebagian anak-anak di Bali atau Yogyakarta sudah fasih berbahasa Inggris.
Bermain sambil belajar
Lingkungan juga menyediakan sarana untuk belajar bahasa Inggris bagi anak-anak. Karakteristik utama anak-anak adalah bermain sambil belajar. Para orangtua dan guru dapat mengajak putra putri dan siswanya untuk mengunjungi taman kota, kebun binatang, dan bahkan mengajak mereka untuk sekadar duduk- duduk di taman rumah. Para orangtua dan guru mengenalkan secara langsung benda-benda yang ada di sekitar dengan menggunakan bahasa Inggris.
Sebagian orangtua mungkin merasa khawatir karena melatih putra putri mereka untuk belajar berbagai macam bahasa secara bersamaan. Pada dasarnya anak-anak tidak akan merasa terbebani dengan berbagai macam bahasa yang diajarkan kepada mereka.
Secara alamiah anak-anak mempunyai alat untuk belajar bahasa secara bersamaan yang disebut sebagai languageacquisition device (LAD) yang merupakan anugerah Tuhan.
Justru sebaliknya, pembelajaran berbagai macam bahasa dalam waktu yang bersamaan sedini mungkin adalah langkah yang efektif. Selain LAD yang dimiliki anak-anak adalah faktor usia juga sangat mendukung. Pada usia dini, daya tangkap anak-anak terhadap materi yang diberikan akan lebih baik.
Dengan demikian, banyak cara yang dapat digunakan untuk belajar bahasa Inggris secara menyenangkan. Dengan adanya sikap cerdas dan pikiran yang kreatif, siswa diharapkan dapat termotivasi untuk lebih tekun belajar Bahasa Inggris dan dapat menumbuhkan kesadaran bahwa kesuksesan dalam belajar bahasa Inggris bukan karena bakat (talent), tetapi karena kemauan (willingness).
- 13 April 2009
Sumber:
Kompas Cetak
Penulis: Erna Adita Kusumawati, S. PD/Pengajar Bahasa Inggris Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Bahasa InggrisUniversitas Sebelas Maret, Solo, dalam :
17 September 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar